Senin, 27 Agustus 2007
Sasirangan Pengobatan
Sasirangan dikenal bahan busana yang cukup indah. Semula popularitasnya belum dikenal seperti sekarang. Sasirangan mulai terangkat sejak tahun 80-an berkat peran sejumlah tokoh perajin dan budayawan Banjar.
Diantara yang layak disebut adalah Ida Fitria Kusuma (perajin yang bersemangat mengajar proses pembuatan sasirangan saat itu), Ideham Suriansyah dan Addi Maswardi (yang menjadi orang-orang pertama yang mengenakan kain sasirangan untuk busana) serta HM Said, gubernur Kalsel saat itu, yang mewajibkan pemakaian sasirangan menggantikan baju wajib Korpri.
Sisi lain yang menarik dari sasirangan adalah sebagai kain pamintan untuk fungsi pengobatan. Anda mungkin tak percaya. Tapi begitulah fakta di lapangan. Masih ada yang datang berhajat penyembuhan penyakit tertentu melalui ritual sasirangan. Yang bisa menyembuhkan pun hanyalah dari tutus keturunan pegustian Banjar. Mereka bergelar Antung atau Gusti. Yang masih aktif adalah Antung Mulik dan anaknya Antung Rahmiah. Antung Mulik adalah saudara Antung Kacil, 'dukun' kharismatik ahli pengobatan sasirangan terkenal di Kampung Seberang Masjid.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
3 komentar:
Pengen banget bisa buat motif sasirangan sendiri,, tapi belom bisa... pengen belajar tapi...
**kebanyakan tapinya yach :D**
Salam
Soal motif kayaknya sudah ada polanya (gambar). Kecuali jika ingin menciptakan motif baru. Andai orang-orang muda, ada perhatian memikirkan masa depan nasib sasirangan ini, kayaknya sasirangan bakal lebih terangkat ke pentas nasional atau yang lebih tinggi lagi. Sayang yang berminta gak kelihatan.
Salam juga! Terima kasih atas kunjungannya. Jangan lupa bawa STNK ya, he... he...
Dulu sudah pernah belajar dan membuat beberapa motif untuk koleksi sendiri, tapi bahan pewarnanya cuma minta sama senior, maklum waktu itu masih ABG dan membuat sasirangan untuk keperluan LOMBA. Coba saja para pelajar diberikan pelatihan membuat sasirangan tentu apresiasi mereka lebih baik thd peninggalan leluhur ini. Tetap semangat.....
Posting Komentar